Kemunculan dan Kelahiran

Lembaga kajian ilmu tasawuf bernama Ribath Nouraniyah bukanlah lembaga yang terlahir begitu saja, melainkan melalui rangkaian proses selama beberapa tahun. Cikal bakal kelahiran lembaga ini dimulai pada tahun 2011 yang silam. Pada saat itu terdapat sekelompok anak muda yang mengadakan kegiatan kajian atau halaqah rutin bersama Abuya Arrazy Hasyim.

Kelompok tersebut hanya terdiri beberapa orang saja, sekitar 3 – 5 orang. Namun, meskipun hanya sejumlah kecil tersebut, mereka tetap istiqamah mengadakan kajian yang saat itu masih berlangsung di rumah dinas Abuya Arrazy saat masih menjadi pengajar di Pesantren Darus Sunnah, Ciputat, Banten. Kajian ini berbentuk pendalaman bacaan dan pemahaman atas kitab – kitab turats dalam bidang tasawuf dan kalam. Hal ini dikemudian hari akan menjadi ciri khas halaqah Abuya Arrazy yang lebih mengutamakan untuk menggunakan referensi kitab tertentu dalam setiap kajiannya

Perjalanan waktu membuat kajian mengalami pasang surut. Hal ini dilihat dari adanya naik – turun peserta kajian sehhingga selalu silih berganti anggotnya. Sebagaimana dinamika yang terjadi pada peserta kajian, demikian pula terjadi pergantian tempat berlangsungnya kegiatan. Pada awalnya kajian berlangsung di rumah dinas pengajar, lalu berpindah ke gedung kelas di pesantren yang sama, kemudian beralih sedikit jauh di Surau Imam Bonjol (dekat PSQ), lalu kembali lagi ke dalam lingkungan pesantren. Hingga akhirnya, kegiatan kajian Abuya Arrazy berpindah ke ruko yang kemudian diberi nama Ribath Nouraniyah sampai saat ini.

Perputaran dinamika tersebut berjalan dan mengalir begitu saja tanpa atau belum adanya perencanaan yang matang tentang bagaimana kedepannya. Apalagi hingga terpikirkan untuk mendirikan lembaga, yayasan, atau semacamnya, maka kami belum sampai berfikir untuk sejauh itu. Sebab, yang menjadi prinsip utama dan cukup mendasar adalah niat tulus untuk mengabdikan diri pada ilmu tanpa lebih dan kurang. Sehingga, dimanapun berada baik di surau, pesantren, bahkan maupun di rumah tetap akan bisa kami adakan kegiatan taklim tersebut.

Lembaran Baru

Enam tahun setelah 2011, berari pada tahun 2017, kami dipertemukan dengan orang baik yang merupakan salah satu jama’ah kajian Abuya Arrazy. Orang tersebut membawa niatan baik dengan menawarkan rukan (rumah kantor) yang terdiri atas empat lantai. Penawaran tersebut dimaksudkan kepada Abuya Arrazy untuk memanfaatkannya untuk kebutuhannya apapun bentuknya, baik bisnis, dakwah atau lainnya

Hanya saja pada saat penawaran pertama tersebut datang, Abuya Arrazy tidak langsung begitu saja menerimanya. Hal ini dikarenakan dalam benak beliau belum ada rencana apapun jika menerima tawaran tersebut

Semakin lama, kurang lebih pada 2019, peserta kajian dirasa semakin banyak jumlahnya. Hal ini membuat Abuya Arrazy membutuhkan tempat yang lebih luas untuk menampung antusias pada peserta kajian. Sehingga pada saat itu beliau terpikirkan atas tawaran jamaah lama yang beberapa tahun lalu diabaikan.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, tawaran tersebut diterima untuk kegiatan dakwah dan bukan untuk yang lain. Dengan adanya tempat yang lebih luas dan tetap, harapan beliau para peserta kajian bisa leih istiqamah dalam mengikuti pengajian rutin beliau

Pencetusan Nama

Tercatat pada 3 April 2019 M yang bertepatan dengan 27 Rajab 1440 H, Abuya Arrazy mencetuskan nama “Ribath” untuk tempat kajian yang diasuhnya. Melengkapi nama tersebut, ditambahhkan kata “Nournaniyah” oleh istri beliau dengan maksud sebagai pelengkap. Maka, bisa dikatakan pada tanggal tersebutlah lembaga Ribath Nouraniyah lahir dengan fokus kajian ilmu tasawuf dan kalam

Berdasarkan nama tersebut pula, diharapkan Ribath Nouraniyah akan menjadi pusat studi atau kajian yang akan membentuk kader yang mendapatkan pancaran Nur atau cahaya dalam hatinya. Tidak hanya itu tentunya juga mendapatkan bimbingan akidah yang lurus disertai zikir tasawuf

Setelah fase tersebut, mulailah dilakukan renovasi interior gedung dengan menambahkan pula sedikit fasilitas sehingga layak dijadikan tempat untuk santri yang berniat muqim. Dengan adanya tempat ini, pada akhirnya kajian terus berlanjut bahkan bisa menampung lebih banyak santri daripada sebelumnya, baik ikhwan maupun akhwat. Kajian yang dibimbingan oleh Abuya Arrazy tidak pernah sama sekali memberlakukan tarif untuk para santrinya

Join our newsletter and get 20% discount
Promotion nulla vitae elit libero a pharetra augue